Look at my mustache?
2 silent reader[s] | +FOLLOW | DASHBOARD.



<$BlogItemTitle$>
<$BlogDateHeaderDate$> | ><$BlogItemCommentCount$> comment(s)
<$blogitembody$>



>Older Post . >Newer Post

Tuesday, August 21, 2012

Pendekatan Dalam Geografi


Dalam pengkajian geografi, kita mengenal tiga pendekatan utama, yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan spasial (keruangan)

Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Pendekatan keruangan menganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas masing-masing aspek-aspek keruangannya.



Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi serta interaksinya. Karena itu, analisis keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan penggunaan lahan tertentu.

2.
Pendekatan ekologi (lingkungan)

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisma hidup dan lingkungannya. Organisma hidup meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan lingkungan meliputi air, tanah, dan udara. Ekologi manusia (human ecology) adalah studi mengenai interaksi antara manusia dan lingkungannya, atau manusia dan manusia lainnya. Ekologi manusia sering pula disebut sebagai objek kajian geografi.

Pendekatan ekologis menekankan hubungan antarmakhluk hidup dan komponen lingkungan hidup lainnya. Dalam hal ini, hubungan antara manusia dan lingkungannya. Interaksinya antara manusia dan lingkungan bersifat sebab akibat. Misalnya, kalau manusia merusak hutan maka manusia juga akan terkena dampaknya seperti longsor. Jadi, melalui pendekatan ini agar manusia selalu menjaga lingkungannya.

Pendekatan lingkungan didasari oleh salah satu prinsip dalam biologi, yaitu adanya interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam analisis lingkungan, geografi mencoba menelaah gejala saling pengaruh-mempengaruhi (interaksi) dan hubungan timbal balik (interrelasi) antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Untuk lebih jelasnya, coba kalian perhatikan bagan berikut ini.






https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjH57Xb6SF3R6GlRKhMNLK1ehyshULMbewz-Y6tyH0iswOZQnjADO93K__UiXcsz6WJ-TR1ilRhSzIXDFIYwx9LpQqrS-hdF2gh54zpZrr2cxWwAq4YF2JWDcMwfvYLO2Xr3aRlainjrU/s1600/1.2+.jpg 

Gambar 1.2 Bagan Kajian Lingkungan Geografi 
(Sumber: Bintarto dan Soerastopo, 1982 (disederhanakan)



3. Pendekatan kewilayahan (regional)

Pendekatan kewilayahan (regional) mencoba membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Hal ini karena setiap daerah memiliki perbedaan, baik kondisi alam maupun manusia, sehingga setiap daerah akan melakukan interaksi dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu, terjadi penawaran dan permintaan akan barang dan jasa. Misalnya, daerah yang subur dan banyak memiliki sumber daya akan banyak dikunjungi penduduk dari daerah yang miskin sumber daya.

Monday, August 20, 2012

Prinsip, Aspek, Pendekatan Geografi


1. Prinsip Penyebaran
Merupakan prinsip dasar dalam mengkaji setiap gejala dan fakta geografi, baik gejala alam maupun manusia. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlihat terkumpul dalam jumlah yang padat dan banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat sangat jarang dan sedikit.
Misalnya : persebaran pola permukiman penduduk

2. Prinsip Interelasi
Prinsip Interelasi merupakan suatu hubungan saling terkait dalam ruang antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
Digunakan untuk melihat pola hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi hubungan antara :
a. Faktor fisik dengan faktor fisik lainnya
Misal :
• Tanaman apel dapat tumbuh subur di daerah pegunungan seperti di Kota Batu, Jawa Timur.
• Hubungan antara mata air panas dengan energi panas bumi di sekitar gunung berapi.
b. Faktor fisik dengan faktor manusia
Misal :
• Hubungan antara manusia dengan cara bertani di lahan miring dengan membuat terasering (sengkedan)
• Kelaparan dan kemiskinan banyak terjadi di daerah kering, suhu tinggi, dan pendidikan rendah seperti di Somalia
c. Faktor manusia dengan faktor manusia lainnya.
Misal : mengkaji tentang kehidupan di desa dengan jenis mata pencaharian.
Dengan memperhatikan pola hubungan antar gejala dan fakta geografi pada suatu wilayah, akan dapat diketahui karakteristik gejala-gejala tersebut secara kualitatif. Dengan bantuan ilmu statistik, hubungan antar fenomena dapat di analisa/diukur secara kuantitatif
3. Prinsip Deskripsi
Merupakan prinsip yang menggambarkan lebih jauh terhadap persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala di permukaan bumi. Untuk menyajikan gejala secara komprehensif dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan 5W1H, sedangkan bentuk penyajiannya dapat berupa kata-kata, tulisan, tabel, grafik dan peta.
Contoh: Peta Persebaran curah hujan di Australia pada musim panas.
http://tugasgeografi.files.wordpress.com/2011/08/peta-curah-hujan-australia.jpg 
Karena Australia memiliki bentang alam yang luas maka persebaran hujan disana tidak merata. Bagian utara memiliki curah hujan tinggi karena merupakan daerah lintang rendah. Sementara semakin ke selatan semakin rendah, disamping merupakan daerah lintang sedang juga karena bentang alam bagian tengah merupakan daerah gurun.
4. Prinsip Keruangan (Korologi)
Merupakan prinsip yang meninjau gejala, fakta dan masalah geografi dari penyebaran, interelasi dan interaksinya dalam ruang. Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi secara keseluruhan yang membentuk suatu fungsi.
Contoh: Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih tinggi di banding dengan di Indonesia bagian timur.
Aspek-Aspek Geografi
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2 aspek, yaitu :
1. Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi meliputi :
1) Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
2) Aspek Biotik
Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
3) Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
1) Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
2) Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
3) Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
4) Aspek Politik
Misalnya membahas tentang kepartaian dan pemerintahan.
B. Pendekatan Geografi
Terdapat tiga pendekatan geografi sebagai berikut:
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang yang berfungsi untuk mengakomodasi kegiatan manusia. Dalam pengertian ini, segala sesuatu berkaitan dengan sebaran objek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai ukuran, antara lain pola, struktur, proses, asosiasi, dan kecenderungan.
2. Pendekatan Ekologi atau Kelingkungan
Pendekatan ekologi dalam analisis geografi menekankan pada interaksi dan interdependensi antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
3. Pendekatan Komplek Wilayah
Pendekatan ini merupakan integrasi antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ini menekankan pada konsep areal differentiation, yaitu adanya perbedaan tiap wilayah yang mendorong
terjadinya interaksi antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.