Tentang kita Semua
Namaku natasya, aku pernah mencintai seseorang dengan tulus. Tapi, semua
ketulusan cintaku padanya berakhir sia-sia.
“Natasya, jangan sedih terus dong. Senyuum.”
kata sahabatku dewi sambil mencari tisu di meja rias kamarku
“gue gak bisa dew, gue ga terima dia ninggalin
gue, pergi gitu aja tanpa pamit.”
Arya adalah seorang cowok yang sangat aku
sayangi, dia pergi meninggalkanku tanpa alasan. Akupun baru tau kepergiannya
setelah sehari dia pergi. Dia juga tak pernah mengabariku kenapa ia pergi. Yang
ku tau, Arya harus meninggalkan sekolah lamanya bersamaku karna dia di tuntut
kedua orang tuanya untuk tinggal di pesantren , tepatnya di daerah lampung. Akupun terpukul mendengarnya.
“sya, lo gak bisa terus-terusan mikirin arya kaya
gini. Dia itu gamau bilang kepergiannya karna dia gamau liat lo sedih. Coba
kalo dia tau lo sedih kaya gini. Gimana sya.”
“tapi gue kecewa banget wi, lo ga ngerti
perasaan gue.”
Sehari sebelum arya pergi, teman-teman sekelasku
sebenarnya sudah tau akan kabar bahwa arya akan pindah dari sekolah. Tapi arya
melarang mereka semua untuk memberitahuku dan merahasiakan semuanya. Ini juga
karena arya gak ingin buat aku bersedih. Tapi justru malah sebaliknya .
***
Seminggupun berlalu, aku masih belum bisa menerima
semua ini. Disekolah rasanya sepi tak ada arya di sisiku yang biasanya setiap
hari menyapaku, tertawa bersama. Arya juga tak pernah mengabariku dia
menghilang begitu saja. Sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya sebelum aku
tau alasannya mengapa dia tak memberitahuku tentang kepergian dan kepindahannya
ke lampung. Aku mencoba melupakannya tapi aku tak bisa, perasaan ini
menyiksaku. Semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku tak bisa menghapus
kenangan Arya dari hatiku.
“sya, maafin gue ya gue gak bilang sama lo .
sebenernya gue udah tau Arya mau pindah dari sekolah, tapi Arya ngelarang gue
buat bilang sama lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin
yang lebih dari dia. Itu pesan arya buat lo.” Kata eza sahabatnya arya.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah
mengapa, hatiku gak bisa menerimanya. Aku menyayangi arya, hanya arya yang
selalu ada di hatiku, dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan
harusnya lo tuh ngerti.”
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana
lagi arya udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia
sebenernya gamau pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke
pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang
dari awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu
diambang pintu kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup
kecewa dengan semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini,
aku ingin kembali dan melihat arya untuk terakhir kali.
***
Pagi hari di kelas,
Seiring berjalannya waktu meskipun arya tak
pernah mengabariku, dan mungkin dia sudah lupa denganku. Yaa, begitupun aku
masih terus mencoba melupakannya. Hari-demi hari kujalani semuanya seperti
normal dulu sebelum arya pindah dari sekolah ini. Aku hanya bisa mencoba untuk
ikhlas dengan yang ku jalani sekarang. Andaikan ini semua mimpi, aku tak mau
ini semua akan terjadi. Tetapi apa daya semuanya bukan mimpi, ini nyata.
“sya...” panggil seseorang dari tempat duduk
belakang dan ternyata itu eza , dia berjalan menghampiriku
“apaan za?’’ kataku
“sya, kemaren arya chat gue nanyain lo.”
“terus?”
“kok terus?”
“iyaa, terus kenapa? Apa urusannya sama gue?”
“adalah ”
“apaan?” tanyaku sinis
“dia masi nungguin lo.”
“oh.” Jawabku singkat
“dih ngeselin nih anak, emang lo gamau tau
kabarnya dia?”
“ah gatau gue, gue bingung sama dia , dia bilang
sayang sama gue tapi apaan ninggalin gue gitu aja dan udah seminggu lebih gue
gatau kabarnya.”
“yaa lo tanya lah kabarnya gimana?”
“ngapain ah za, gue cewek gengsi kali nanya ke
cowo duluan.” Kataku agak jengkel
“gue bingung ama lo berdua, lo sama arya
sama-sama sayang, tapi gak ada yang mau mulai duluan. Gimana kalian mau jadian
kalo sama-sama gengsi. Cinta, tapi munafik. ”
“harusnya dialah, minta maaf enggak , kabarin
gue juga enggak. Kalo gue disuruh milih untuk kenal sama dia atau gak, gue akan
lebih milih enggak dari pada gue harus sakit hati kaya gini akhirnya...gue
malah kecewa banget.”
“yaaa, kemaren dia nanyain kabar lo, ya gue
jawab lo sedih banget dia pindah.”
“lo jujur amat si za, aaaah tau deh.”
***
Hari terus berganti, meninggalkan semua kisah
yang ada begitupun kisah ku dengan arya , aku bertekat untuk melupakannya. Aku
udah cukup kecewa dengan semua ini. Setiap kali aku berdoa, mendoakannya untuk
kembali bersama ku lagi seperti dulu tapi itu semua tak mungkin. Aku memang
mencintai arya, tetapi tak pernah arya jujur akan rasa sayang dan cintanya
kepadaku, selalu eza yang bilang kepadaku setiap kali arya curhat kepadanya.
Aku bingung dengan semua ini, mencintai seseorang tanpa sebuah kepastian yang pasti.
Tuhan..... jika memang dia yang terbaik untukku, jagalah dia disana
tuhan...
Jagalah hatinya untukku, dan jagalah hatiku untuknya...
Aku disini hanya bisa mendoakannya, melihat nya dari kejauhan...
Ini berat untuk ku jalani Tuhan... jauh dari seseorang yang aku sayangi.....
Aku menyayangi dan mencintainya... tabahkan hatiku Tuhan...
Tuhan .. hanya satu pintaku, jagalah iya saat aku jauh dari sisinya.... :’)
Setiap malam setiap ada kesempatan aku berdoa dan menangis, akankah cintaku
padanya akan kembali seperti dahulu menjalani hari-hari dengan penuh canda
maupun tawa. Cinta ini membunuhku...kau adalah mimpi takkan pernah ku gapai.
***
Sebentar lagi liburan semester tiba, 6 bulan
sudah berlalu. Sebenarnya momen-momen itulah yang selama ini ku tunggu. Karna
liburan sekolah Arya pasti pulang ke Jakarta dan ada kemungkinan kita akan
bertemu lagi. Tetapi , mendengar kabar kalo Arya pasti akan pulang ke Jakarta
hatiku biasa saja. Tidak ada getaran-getaran seperti dulu saat aku bersamanya,
mungkin karena selama 6 bulan ini aku sudah terbiasa tanpanya, yaa meskipun
awalannya aku sangat terpukul dan kecewa juga sedih. Tapi sekarang aku sudah
mempunyai seseorang yang bisa menggantikan hati Arya di hatiku yaitu Aka sudah
6 bulan juga aku mengenalnya. Aka datang di kehidupanku ketika hatiku sedang
hampa dan kosong tanpa arah. Dia menyembuhkan luka di hatiku, awalnya aku
memang tak bisa melupakan Arya karna bagaimanapun juga Arya akan selalu tinggal
di hatiku. Saat kepergian Arya, Aka lah yang selalu menemani hari sepiku selama
6 bulan aku mengenal Aka, bagiku dia adalah seorang cowok yang baik ,
pengertian, dan sabar. Sudah 3 kali Aka menyatakan perasaannya padaku , tetapi
tak pernah ku jawab aku hanya bilang kepada aka kalo aku masih mengejar
sesuatu. Aka pun mengerti, walaupun dia tak pernah tau aku masih menunggu
seseorang , yaitu Arya. Dan Aka masih setia menunggu hatiku. Dan akupun janji
akan menjawabnya, aku menerima cintanya atau tidak saat ulang tahun Aka nanti.
***
Pagi di sekolah,
“besok kita bagi rapot sya.” Kata dewi sahabatku
“iya , gue takut nih jadinya masuk jurusan apa
wi.”
“udah yakin lo pasti IPA. “
“yaa mudah-mudahan aja kalo kita bisa satu kelas
lagi, lo IPA dan gue juga.”
“amiin.”
“haaai semua.” Sapa eza sambil duduk di
sebelahku
“apaan si za, JB JB aje.” Kata ku
“hahaha.... lagi ngomongin apaan si? Serius
amat?” eza tertawa pelan
“jurusan za...” kata dewi
“oh gitu yaa... lo pasti mah IPA, kalo gue sih
maunya IPS.”
“yaa amin-amin mudah-mudahan kita masuk yaa.”
Kataku
“iyaa amin .” kata mereka berdua
“eh sya, btw gimana perasaan lo sekarang sama
Arya?”tanya eza kepadaku
“yaaah, lo ngomongin Arya lagi.” Jawabku lemes
“dia selau nanyain keadaan lo sama gue sya, ya
gue jawab lo baik. Arya juga bilang kenapa dia gak nembak lo. Katanya dia , dia
gamau nyakitin lo lagi emangnya lo mau pacaran jarak jauh sama Arya? Arya takut
lo nolak dia, kalopun lo nerima dia, kasian elo nya arya gak pernah ada di
samping lo . lo tau kan pesantren gimana? Dia pulang juga pas liburan.”
“yaaa.. gue tau. Status menurut gue gak penting.
Yang gue mau komitmen za. Kepastian. Dia sayang sama gue tapi dia gak pernah
bilang ataupun jujur sama persaannya sama gue. Gimana gue mau percaya sama dia,
bisa aja kan dia pacaran disana atau udah punya cewek pengganti gue? Gue yakin
za. lagian 6 bulan udah berlalu. Gue mungkin bisa lupain dia, tapi gue gak akan
bisa ngelupain semua kenangan tentang kita”
“oh iya, liburan dia kesini sya. Dia pengen
ketemu sama lo.”
“gue gamau lah za, udah cukup yang dulu2 gue
gamau nantinya keinget dia lagi. Sekarang gue udah punya yang lain, meskipun
gue belum jadian sama dia. Tapi kita udah deket semenjak Arya ninggalin gue.”
“siapa?” tanya eza
“aka namanya za, dia ganteng putih jago main
basket dan juga jago futsal.” Kata dewi yang menambah pembicaraan suasana
menjadi semakin hangat
“serius lo sya?” tanya eza tak percaya
“iya, gue serius dan suatu saat kita pasti akan
jadian.” Kataku padanya
“jujur nih gue sya sama lo Arya disana banyak
yang nembak dan banyak yang sukain. Lo mau tau semua cewek yang nembak dia
banyak, terus dia tolak. Adapun anak SD nembak dia, dan katanya mirip sama lo.”
“terus di terima?” kata dewi sahabat ku, yang
duduk di sampingku sembari membaca novel
“gue belom tau kabarnya. setau gue sih dia belum
jawab mau nerima tu cewek apa enggak.”
# Bel pun berbunyi
***
Pagi hari,
Hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama
ku sudah bersiap-siap untuk mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku
berpapasan dengan eza. eza tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang
berpapasan dengannya itu aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai ternyata
alhamdullilah akhirnya aku masuk jurusan IPA, jurusan yang selama ini aku cari
dan sudah aku rencanakan.
“sya, tar abis bagi rapot main yuk.” Kata sari
teman dekatku
“okeey, siapa aja?” tanyaku
“banyak lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo udah bagi rapot?” tanyanya
“udah nih,”
“wesss... ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo emang belom?” tanyaku
“belom, tar abis ini.”
“oh okey, emng kita mau main apa?”
“main UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar
samper gue aja.”
***
Siang hari,
“natasya, ayok berangkat main.. anak-anak udah
pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku naik motor di jemput oleh teman dekat ku
sari. Setelah beberapa menit sampai di rumah sabi, akhirnya kita semua main UNO
“sabi, si eza gak dateng?”
“gatau sya, katanya mau pergi.”
Sabi adalah teman deketku juga , karna rumahnya
adalah basecame kami, tempat kami berkumpul dan bercanda bareng
Tak lama sambil kita memainkan UNO , ada suara
motor berhenti di rumah sabi. Ici temen ku keluar dan membuka pintu. Ku lihat
dari arah jendela ternyata eza, tetapi disana ada seseorang lagi. Memakai helm
dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma dari jendela tidak terlalu kelihatan.
Seseorang itu melepas helm nya dan ternyata... OMG ! batinku...... ternyata
seseorang itu adalah...
“sya, ada Arya tuh.”
“hah ? serius lo sab?”
“iya serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu
dengannya. Tetapi sekarang kita malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan..
untuk bertemu dia lagi. Deg..... tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti,
getaran ini sudah lama tak kurasakan. Sangat berbeda sekali bila aku dekat
dengan aka, tidak ada getaran seperti ini. ada apa ini?” batinku
“sorry sya, dari awal kita semua sudah
ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
Aku dan arya hanya tersenyum tipis. Tapi aneh
sikapnya Arya, dia bener-bener berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku
itupun tidak. Apa yang terjadi Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang
lain? Entahlah.... selama kita semua ngobrol, tetapi aku dan arya tidak juga
saling tegur sapa, kenal.. tapi kaya ga kenal.. Arya seperti orang asing dalam
hidupku.
“sya, arya kalian berdua diem aja..” ledek
mereka
“ayodong kangen-kangenan apa kek gitu?” kata ici
teman dekatku yang juga ikut meledek
“tau lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin.
Giliran ga ada malah nyariin.”ledek eza
“apaansih lo za, gajelas.” Jawabku sinis
“yee lo berdua tuh cinta, tapi munafik.
Sama-sama cinta tapi malu-malu gak ada yang mau mulai duluan. Gininih jadinya
cuek-cuekan kalo ketemu.”
Kenapa harus gue yang mulai duluan apa musti gue
yang negur duluan? Siapa yang buat salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin
gue siapa? Yang buat gue sedih siapa? Yang buat gue kecewa dan sakit hati
siapa? Harusnya lo sadar Arya ! batinku meringis.
“yaudah lah za, kalo mereka emang mau
diem-dieman.” Kata sabi
Aku hanya tersenyum ke arah mereka yang
menatapku juga Arya. Setiap kali aku memergoki arya melirikku, dan aku juga
meliriknya batinku nangis apa iya arya gak kangen sama aku, atau minta maaf?
Tapi apa nyatanya... itu tidak sama sekali !! yang ku lihat dari sorotan
matanya masih ada cinta dan rindu dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya,
masih seperti dulu, dingin tetapi penuh arti dari sorotan matanya penuh
keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa membunuh, mungkin aku sudah terkapar
olehnya.
Akhirnya kita semua main UNO , mainan yang biasa
kita mainin kalo gak ada mainan yang bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih
main kartu UNO, yaa walaupun UNO buat semua umur. Eza pun membagikan kartu UNO
nya. Dan kita semua main. Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari
keluar menang, disusul sabi, disusul eza, dan yang terakhir ici, yang salalu
main UNO keringetan. Main UNO aja kok keringetan? Dan yang tersisa hanya aku
dan aray. Permainan semakin menegang. Belom ada kepastian siapa yang menang aku
ataupun aray.
“ayodong menangin sya.” Teman-temanku
menyemangatiku. Begitupun aray yang sibuk dengan kartu-kartunya .
“udeh lo pasti menang deh ray.” Kata eza yang
malah membela aray di banding aku
“eh belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO ! “ aray mengucapkan kata itu bentar lagi
dia menang karna kartunya tinggal satu 4+ ternyata.”
aku pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah
ini hanya sebuah permainan, akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia itu sederhana ... walaupun aku dan aray
tak saling tegur sapa bahkan saat bermain aray tak juga menatapku. Tetapi
dengan melihat aray tersenyum atas kemenangannya padaku. Aku sudah senang.”
#Bahagiaitusederhana aku mungkin saja melupakanmu ketika kau pergi, dan jauh
disana..tetapi cinta, perasaan kembali ada ketika kau datang
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari
sudah sore akhinya kita semua memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat
singkat antara aku dan juga Aray. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol
dan saling cuek-cuekan. Yaa... itulah aray dingin dan sangat cuek
***
Malam ,
Aku masih teringat pertemuan singkat tadi siang.
Ini semua seperti mimpi ataukah aku bermimpi?? Sambil memeluk boneka dan tepar
di atas kasur aku memutar kembali saat 6 bulan yang lalu , saat aray
meninggalkanku, dan pergi begitu saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini
menemuiku. Aku tak mengerti apa maksudnya
dret.. dret... ponselku bergetar, tanda sms
masuk dan ternyata itu dari Aka.
“natasya.. malem.. apa kabar?”
“hei, baik kok Aka.”
“oh gitu syukur deh.”
“besok bisakan dateng kerumah Aka sya?”
Ya Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari
ulang tahunnya Aka. Untung saja aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh
hari.
“okey, besok natasya dateng kok.”
“mau aka jemput?”
“okeh” diakhiri percakapan pendek itu di sms dan
akupun tertidur
***
Esok hari,
Jam 10:00 aka sudah sampai di depan pager
rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di boncengin naik motor satria nya. Di
perjalanan dan di pikiranku kosong, entah apa yang aku fikirkan dan akhirnya
setelah beberapa menit di perjalanan kita pun sampai di perumahan blok A
rumahnya Aka, disana sudah banyak temen-temennya yang berkumpul. Juga sahabat
ku putri.
“ka. Ini kado buat kamu.”
“yaampun natasya, pake repot-repot.”
“yaa.. gpp kkok.”
Kado yang aku berikan untuk Aka adalah
angsa-angsaan biru hasil karya ku sendiri, juga striminan yang bertulisan
namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng
aka ke arah taman komplek dekat rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya.
Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya
iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem.. mau ngapain ya ka?” tanyaku terbata-bata
aku masih tidak tau harus menjawab iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.” Jawab aka
Sesampainya di taman yang indah dan penuh bunga
berwarna-warni disana terpampang bunga matahari yang menjulang tinggi juga
pohon anggur di sekeliling taman. Di temani teman-teman aka juga putri
sahabatku. Karna dialah aku bisa kenal dengan aka, setelah kepergian Arya 6
bulan yang lalu. Di tengah lapangan Aka melepaskan gandengannya.
“natasya, bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban? Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban, apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata Aka benar menagih janji itu. Aku tak
tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari
arya, tapi apa? Arya datang kembali di kehidupanku. Menemuiku walaupun itu
tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka cowok yang selama ini 6 bulan aku
gantungi perasaannya masa iya aku tolak. Cinta diantara dua hati itu tidak
mungkin! Aku mencintai arya juga aka..
“natasya, kok diem?” tanya aka
“hah? Iya...apa?” kataku terbata-bata
Temen-temen aka yang menonton dan menyaksikan
itu mereka semua menyoraki kita berdua... terima...... terima....... aku
bingung saat itu.
“kamu nerima aku atau tidak natasya... aku
sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya Aka, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan
tak sengaja aku mengucapkan kata-kata itu, terlambat sudah......
Yeeeeyyyy jadiaaaaan sorak mereka tambah ramai.
Orang-orang yang ada di area taman bingung karena saat itu teman-temannya aka
berisik dan rame. Meskipun saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka
karna aku juga suka sama dia , walaupun aku masih mengharapkan arya untuk
menjadi kekasihku. Tapi itu semua tidak mungkin , arya hanyalah mimpi bagiku
takkan pernah ku memilikinya.
“makasih natasyaaaa..... ini boneka taddy bear
buat kamu”
“iya... makasih yaa aka.”
Aku tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama
aka, bertepatan dengan ulang tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna
warna pink, Teman-teman aka juga memberi memberi selamat ke kita berdua. Taman
itu menjadi saksi cinta kita berdua.
***
Kejadian kemarin telah berlalu. Kini aku sudah
menjadi milik orang lain . aku mungkin bisa belajar untuk menyayangi aka, namun
mungkin tak sepenuhnya karna aku masih mengharapkan cintanya arya entah sampai
kapan.
Baru sehari kami berdua jadian, berita itu sudah
menyebar sampai ke kuping teman-temanku terutama arya. Arya sudah mengetahui
kalo aku sudah jadian , arya pun syok mendengar kabar tersebut yang datangnya
dari eza. Eza adalah sahabatku sekaligus sahabat dan teman curhatnya arya .
jadi apapun yang terjadi denganku pasti eza tau, dan bakal lapor ke arya.
Ponselku tiba-tiba berdering , ternyata ada tlp
dari ici sahabatku.
“halo?” sapanya
“iya ci, tumben tlp ada apa?” tanyaku
“gpp, Cuma mau mastiin aja.”
“apa?”
“lo beneran jadian sama aka? Cowok yang sering
lo ceritain itu ke gue?.”
“iya ci.”
“selamet ya sayang.”
“eh iya makasih.”
“oh iya, arya udah tau lo jadian?”
“udah, sepertinya dari eza.”
“iya, gue juga tau dari si eza . Kirain itu
boongan ternyata beneran.”
“iya, itu semua bener. Gue jadian kemaren
tanggal 26 pas ulang tahunnya ci.”
“hmmm... lo udah tau kalo arya nyusul jadian
setelah lo jadian sama aka?”
“apa..?” Aku tersentak kaget . tak sengaja
ponselku ku banting ke arah tempat tidur, dan untungnya tidak ke lantai, ku
ambil lagi dan kudengarkan apa yang sebenarnya terjadi.
“halo sya?”
“ya maaf, tadi hp gue jatoh. Gue kaget abisnya.”
Jantungku tiba-tiba saja terasa sesak dan sakit entah kenapa , aku tak mengerti
“jadi gini, hari ini arya jadian sya”
Deeeg......serangan itu kembali ada
“gak, gue gak tau? Emang dia hari ini jadian?
Sama siapa?
“sama anak sana yang katanya mirip sama lo,
namanya evina.”
“evina? Semoga dia bahagia.” Ku akhiri
percakapan itu , walau singkat tapi menyakitkan bagiku.
sungguh aku tak percaya, dan hari ini tanggal
27, ternyata hari ini jugalah arya jadian sama pacarnya evina. Aku tak mengerti
apa maksudnya aray dengan semua ini. Ataukah evina yang katanya mirip denganku
itu Cuma sebagai pelampiasannya saja?ataukah arya bener-benar menyayanginya?
Entahlah.
Kini semuanya tlah berakhir, meskipun aku tak
mengerti jalan fikirannya arya. Tetapi aku yakin, dihati kecilnya arya meskipun
sedikit saja, dia masih menyisihkan tempat untukku dihatinya dan menyimpan
namaku dihati kecilnya.. begitupun aku, meskipun aku sudah mempunyai seorang
kekasih , dan dialah yang membuatku menyadari. Menunggu itu tidak enak, apalagi
orang yang kita tunggu gak pernah mencoba untuk meraih kita.sungguh
menyakitkan. Mungkin arya sama sepertiku, menjalani semuanya tetapi tidak apa
yang dia inginkan.
***
Tiba-tiba saja ponselku bergetar ternyata tlp
masuk .
“halo?natasya?Sya, hari ini arya mau pulang.”
“pulang?” ternyata sms itu berasal dari sari
yang juga teman baikku
“iya pulang, padahal dia baru sebentar di
jakarta. Malah belom sempet kangen-kangenan kan sama lo? Eh tapi gak deh lo
berdua kan udah sama-sama punya pacar. Tapi gue sih yakin pasti lo berdua masi
saling ngarepin iya kan?”
“gak usah nyindir gitu deh sar.”
“haha.. iya maaf” sari tertawa pelan
“oh iya , lo tlp gue Cuma mau ngasi tau kalo dia
pulang?’’
“yaa.. gue sedih banget dia hars pulang dan katanya
gak akan balik lagi.”
Deeegggg........... tiba-tiba saja air mataku
mulai jatuh perlahan setelah mendengar kabar itu dadaku terasa sesak dan saat
ini sulit untuk bernafas
“syaa?” panggilnya
“natasya? Lo gak apa-apa kan? Diem aja?”
‘’eh iya sorry apa tadi yang lo bilang, gue gak
denger.”
“arya mau pindah dan tinggal di lampung selama 3
tahun. Dia gak akan balik lagi dan pastinya rumahnya yang disini mau di
kontrakin.”
“apa?”
“iya bener, eh udah dulu yaa byee..
Sari mengakhiri percakapannya , aku tak mengerti
dengan semua ini.. lagi-lagi arya pergi dan ninggalin aku untuk kedua kalinya,
tapi ini berbeda dia gak akan kembali. Ini semua tak mungkin. Ku putar lagu
pasto aku pasti kembali, dan lagu itu yang menjadi lagu kita berdua dulu.
Teringat aku dan arya sering menyanyikan lagu itu berdua.. di pekarangan
sekolah sambil memainkan gitar
Reff : aku hanya pergi tuk sementara..
bukan tuk meninggalkanmu selamanya..
aku pasti kan kembali, pada dirimu.. tapi kau
jangan nakal, aku pasti kembali..
aku pasti kembali.........
***
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa
berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti
ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku
tangisi. Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi? Entahlah..aku tak
mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan kembali lagi, tapi apa
nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai
seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah
tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku , aku tak ingat dia ada
di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju
putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih,
karna arya akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati arya..
mungkin arya gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp
dari eza aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“sya, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau dari sari dia yang ngasih
tau gue kemaren malem.”
“suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku
tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan
biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama eza, karna
aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat sya penting gawat. Arya barusan aja
masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini
sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue
anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk
mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja
terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu
eza, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di
jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku
pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’sya, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget
sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau
pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo
sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding
cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana
menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“eza?’’ panggilku
“eza, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa zaa.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam
di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza
memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat arya
dirawat. Aku dan eza melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang
kamar arya, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang
terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang
sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah
pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku diam dan tak menghampiri
seseorang itu. Ku lihat eza sudah tidak ada disampingku. Aku seperti
mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu arya?
Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua
masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan
tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu,
seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak
mengerti kemana bayangan itu pergi.
“natasyaaaa..... “ tiba-tiba ici menghampiriku
dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, ici
masih saja menangis di pelukanku
“arya syaaa... arya.....gue gk percaya dengan
semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gsk percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue
liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi
dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos
tak mengerti
“apa? “ ici menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana”
aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada natasya, dia pergi
ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia
pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat
dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang
kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan
semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring
lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa
buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo ,
aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin
natasya dengan cara seperti ini natasya gamau ditinggal arya, natasya sayang
banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya
sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke natasya aryaaa bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan
arya saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung
membawanya, ku lihat terakhir kali arya tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan
ini mimpi padaku.
“natasya?’’ seseorang menarik tanganku, entah
itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia natasya, dia udah gak ada jangan
menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh,
aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia natasya, ini semua demi
kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan
seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah aka,
pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku
lihat eza sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan eza, dan
juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang
rumah sakit.
“aka udah denger semuanya sayang.”
“maafin natasya, maafin natasya.” Kataku pelan
“gk usah minta maaf, justru aka yang minta maaf
sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan
marah sama aka, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya
pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit,
bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk
akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal.
Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia
bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama
orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main
sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan arya sudah pulih
tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun untuk
menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa pindah kesana, karna tidak
mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu lampung-jakarta itu lumayan
jauh.”
“selamaya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku.
Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang
penyakitnya,selain keluarganya sel. Maafkan aku, natasya... seharusnya dari
awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui
kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus
sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian,
dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus
bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikannya natasya.ini semua udah ada yang
ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal
menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan
teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi
aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh eza jemput
kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tk bisa
menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka
hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo
misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih
sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu
sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar,
ikhlas, dan menerima.”
Tuhan... jika ini semua sudah menjadi jalan
takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana
buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada
di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup
mata...
SELESAI