1. Prinsip Penyebaran
Merupakan prinsip dasar dalam mengkaji setiap gejala
dan fakta geografi, baik gejala alam maupun manusia. Prinsip ini memandang
bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata
antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlihat
terkumpul dalam jumlah yang padat dan banyak, tetapi di satu tempat lain
terlihat sangat jarang dan sedikit.
Misalnya : persebaran pola permukiman penduduk
Misalnya : persebaran pola permukiman penduduk
2. Prinsip Interelasi
Prinsip Interelasi merupakan suatu hubungan saling
terkait dalam ruang antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
Digunakan untuk melihat pola hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi hubungan antara :
a. Faktor fisik dengan faktor fisik lainnya
Misal :
• Tanaman apel dapat tumbuh subur di daerah pegunungan seperti di Kota Batu, Jawa Timur.
• Hubungan antara mata air panas dengan energi panas bumi di sekitar gunung berapi.
b. Faktor fisik dengan faktor manusia
Misal :
• Hubungan antara manusia dengan cara bertani di lahan miring dengan membuat terasering (sengkedan)
• Kelaparan dan kemiskinan banyak terjadi di daerah kering, suhu tinggi, dan pendidikan rendah seperti di Somalia
Digunakan untuk melihat pola hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi hubungan antara :
a. Faktor fisik dengan faktor fisik lainnya
Misal :
• Tanaman apel dapat tumbuh subur di daerah pegunungan seperti di Kota Batu, Jawa Timur.
• Hubungan antara mata air panas dengan energi panas bumi di sekitar gunung berapi.
b. Faktor fisik dengan faktor manusia
Misal :
• Hubungan antara manusia dengan cara bertani di lahan miring dengan membuat terasering (sengkedan)
• Kelaparan dan kemiskinan banyak terjadi di daerah kering, suhu tinggi, dan pendidikan rendah seperti di Somalia
c. Faktor manusia dengan faktor manusia lainnya.
Misal : mengkaji tentang kehidupan di desa dengan jenis mata pencaharian.
Dengan memperhatikan pola hubungan antar gejala dan fakta geografi pada suatu wilayah, akan dapat diketahui karakteristik gejala-gejala tersebut secara kualitatif. Dengan bantuan ilmu statistik, hubungan antar fenomena dapat di analisa/diukur secara kuantitatif
Misal : mengkaji tentang kehidupan di desa dengan jenis mata pencaharian.
Dengan memperhatikan pola hubungan antar gejala dan fakta geografi pada suatu wilayah, akan dapat diketahui karakteristik gejala-gejala tersebut secara kualitatif. Dengan bantuan ilmu statistik, hubungan antar fenomena dapat di analisa/diukur secara kuantitatif
3. Prinsip Deskripsi
Merupakan prinsip yang menggambarkan lebih jauh
terhadap persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala di
permukaan bumi. Untuk menyajikan gejala secara komprehensif dapat dimulai
dengan mengajukan pertanyaan 5W1H, sedangkan bentuk penyajiannya dapat berupa
kata-kata, tulisan, tabel, grafik dan peta.
Contoh: Peta Persebaran curah hujan di Australia pada musim panas.
Contoh: Peta Persebaran curah hujan di Australia pada musim panas.
Karena
Australia memiliki bentang alam yang luas maka persebaran hujan disana tidak
merata. Bagian utara memiliki curah hujan tinggi karena merupakan daerah
lintang rendah. Sementara semakin ke selatan semakin rendah, disamping
merupakan daerah lintang sedang juga karena bentang alam bagian tengah
merupakan daerah gurun.
4. Prinsip Keruangan (Korologi)
Merupakan prinsip yang meninjau gejala, fakta dan
masalah geografi dari penyebaran, interelasi dan interaksinya dalam ruang.
Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi secara keseluruhan
yang membentuk suatu fungsi.
Contoh: Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih tinggi di banding dengan di Indonesia bagian timur.
Contoh: Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih tinggi di banding dengan di Indonesia bagian timur.
Aspek-Aspek Geografi
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2 aspek, yaitu :
1. Aspek Fisikal
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2 aspek, yaitu :
1. Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi meliputi :
1)
Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
2) Aspek Biotik
Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
3) Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
2) Aspek Biotik
Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
3) Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari
segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus
utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia
dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian
pada aspek ini antara lain :
1) Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
2) Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
3) Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
4) Aspek Politik
Misalnya membahas tentang kepartaian dan pemerintahan.
1) Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
2) Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
3) Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
4) Aspek Politik
Misalnya membahas tentang kepartaian dan pemerintahan.
B. Pendekatan Geografi
Terdapat tiga pendekatan geografi sebagai berikut:
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang yang berfungsi untuk mengakomodasi kegiatan manusia. Dalam pengertian ini, segala sesuatu berkaitan dengan sebaran objek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai ukuran, antara lain pola, struktur, proses, asosiasi, dan kecenderungan.
2. Pendekatan Ekologi atau Kelingkungan
Pendekatan ekologi dalam analisis geografi menekankan pada interaksi dan interdependensi antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
3. Pendekatan Komplek Wilayah
Pendekatan ini merupakan integrasi antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ini menekankan pada konsep areal differentiation, yaitu adanya perbedaan tiap wilayah yang mendorong
terjadinya interaksi antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang yang berfungsi untuk mengakomodasi kegiatan manusia. Dalam pengertian ini, segala sesuatu berkaitan dengan sebaran objek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai ukuran, antara lain pola, struktur, proses, asosiasi, dan kecenderungan.
2. Pendekatan Ekologi atau Kelingkungan
Pendekatan ekologi dalam analisis geografi menekankan pada interaksi dan interdependensi antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
3. Pendekatan Komplek Wilayah
Pendekatan ini merupakan integrasi antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ini menekankan pada konsep areal differentiation, yaitu adanya perbedaan tiap wilayah yang mendorong
terjadinya interaksi antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
No comments:
Post a Comment